From Divine Instruction to Human Invention: The Constitution of Indonesian Christian Young People’s Sexual Subjectivities through the Dominant Discourse of Sexual Morality

Abstract

Based on a study of 22 young people aged 16–24 years old, this article examines the constitution of young Indonesian Christians’ sexual subjectivities through the dominant discourse of sexual morality. It is concerned with how this discourse has been drawn on and resisted as these young people become sexual subjects. I argue that the dominant discourse of sexual morality has positioned Indonesian young people within a binary of being either “moral” (maintaining heterosexual abstinence until marriage) or “immoral” (engaging in sex), to the extent that other ethical sexual relationships and pleasures become unthinkable. This article also provides evidence that the dominant discourse of sexual morality has been contested in the constitution of Indonesian Christian young people as sexual subjects. Three alternative ways in which participants resist the religious sexual moral codes imposed upon them are discussed, namely: casting off religion altogether, reinterpreting religious morality, and practising a double morality.

Berdasarkan studi empirik pada 22 partisipan berusia 16-24 tahun, artikel ini membahas bagaimana pemahaman diri remaja Kristen Indonesia sebagai mahluk seksual terbentuk melalui wacana moralitas. Artikel ini berfokus pada bagaimana wacana moralitas telah dipakai dan sekaligus dilawan dalam proses mereka menjadi subjek seksual. Wacana moralitas seksual yang begitu dominan telah memosisikan remaja Indonesia dalam dikotomi “moral” (menghindari seks sebelum pernikahan) atau “imoral” (melakukan seks); hingga titik dimana relasi dan kenikmatan seksual yang etis di luar dikotomi ini sama sekali tidak terpikirkan (unintelligible). Artikel ini juga menghadirkan bukti-bukti kontestasi wacana moralitas yang dominan ini dalam pemahaman remaja Kristen Indonesia sebagai mahluk seksual. Tiga cara alternatif para partisipan melakukan resistensi terhadap wacana moralitas akan didiskusikan dalam artikel ini, yaitu melepaskan diri dari agama, mereinterpretasi moralitas agama, dan mempraktikkan moralitas ganda.

Keywords:

• Sexual subjectivity
• religion
• morality
• Indonesia
• youth
• Christianity

Acknowledgments

This work was made possible by the Indonesian Directorate General of Higher Education under the Beasiswa Luar Negeri (BLN) scholarship scheme.